Cimahi, Transaktual
Berbeda dengan kelurahan yang lain, setiap melaksanakan Musrembang biasanya berpakaian kemeja atau batik dan yang lainnya, namun tidak di Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara semua peserta mengenakan kostum Koboy yang berlangsung di aula Kelurahan, Jum'at (17/01/2025).
Lurah Citeureup Rusli Habibie Sudarmadi mengatakan, Musrenbang sebagai, Wadah interaksi para pemangku kepentingan (stakeholders) untuk bertukar informasi, menyampaikan, dan memahami isu-isu pembangunan di tingkat kelurahan. Identifikasi dan pembahasan isu-isu pembangunan di bidang ekonomi, sosial budaya, pemerintahan, dan fisik.
"Menurutnya, musrembang hasil rekapitulasi dari forum dialog di tingkat RW yang dilaksanakan pada bulan Desember 2024 menjadi dasar menyusun daftar usulan prioritas masalah dan kegiatan. FGD tingkat kelurahan menghasilkan sejumlah rekomendasi prioritas yang melibatkan ketua kelompok dari berbagai bidang, Ucapnya.
Rusli berharap, musrenbang ini diharapkan mampu merumuskan langkah strategis dalam pembangunan kelurahan. Dengan keterlibatan aktif masyarakat dan stakeholder, saya optimistis musrenbang ini dapat mencapai target pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
"Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur masyarakat, seperti, Ketua RW dan delegasi se-Kelurahan Citeureup, Lembaga kelurahan, termasuk LPM, PKK, MUI, DMI, PSM, BKM, dan Karang Taruna,, Kepala SD, SMP, SMK, hingga perguruan tinggi di wilayah kelurahan, Perwakilan SKPD terkait, saya ucapkan terimakasih kepada seluruh anggota yang terlibat atas segala dedikasinya yang selalu mendukung Program Pemerintah.
Ditempat yang sama ketika di wawancarai oleh awak media Anggota DPRD Kota Cimahi H.Enang Sahrin mengatakan "ada Empat yang kita prioritaskan dalam musrembang ini salah satunya fisik yang sering banjir akibat dari pembangunan perumahan juga yang tidak konsen dalam pembangunan Fasum dan Fasos nya membuat Drainase yang tidak sesuai dengan semesti nya akhir nya air membludak ke daerah masyarakat dan ke jalan jalan lingkungan di daerah cipageran dan citeureup.saya nanti minta ke pak Camat agar mengawasi para pengembang,kalau bisa di minta dulu Fasos dan Fasum nya ke para pengembang jangan sampai mereka punya utang pada kita"kata H.enang".
'sambungnya' soalya ruang terbuka itu dari lima belas kelurahan yang berpotensi di kembangkan adalah wilayah cipageran dan Citeureup yang akhirnya dampak ke wilayah mana mana.
Permasalahan banjir ini udah jadi langganan tiap tahun dari komplek perumahan,drainase,irigasi,jalan semua itu berkaitan,jadi dari lurah,camat,Dinas PUPR,DPKP harus sinkron karena ada korelasi nya dengan dinas dinas terkait untuk mengatasi banjir ini.'tutupnya".
( Efri/Transaktual)