
Cimahi, Transaktual
Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, Pemerintah Kota Cimahi melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar apel pasukan siaga bencana pada hari Selasa, (11/03). Acara yang berlangsung di halaman Mako BPBD Kota Cimahi ini dihadiri oleh berbagai instansi pemerintahan, organisasi kemasyarakatan, dan relawan yang terlibat dalam penanggulangan bencana.
Hujan yang berkelanjutan dalam beberapa waktu terakhir telah meningkatkan risiko bencana, seperti banjir dan tanah longsor. Sehingga acara ini menjadi momentum penting dalam upaya bersama meningkatkan kesiapsiagaan bencana, mengingat prediksi cuaca ekstrem yang kemungkinan akan berlanjut hingga bulan April 2025.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira, menekankan pentingnya kesiapan menghadapi berbagai potensi bencana yang dapat mengancam keselamatan masyarakat, “Kota Cimahi sedang menghadapi tantangan cuaca ekstrem. Meskipun saat ini cuaca tampak cerah, kita harus tetap waspada, sebab potensi hujan tiba-tiba bisa terjadi kapan saja,” ungkapnya.
Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia telah mencatat 617 kejadian bencana sejak awal tahun, dengan 88 di antaranya terjadi di Jawa Barat, mayoritas disebabkan oleh fenomena hidrometeorologi. “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk bersiap menghadapi risiko ini. Bencana bukan hanya urusan pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama yang memerlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta,” lanjut Adhitia.
Dalam kesempatan ini, Adhitia juga menyoroti dampak bencana tidak hanya dari segi fisik, tetapi juga psikologis, “Kita harus memikirkan cara untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang terdampak, serta menjaga keamanan harta benda mereka yang ditinggalkan saat evakuasi,” jelasnya.
Apel siaga bencana ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi antar instansi yang terlibat dalam penanggulangan bencana, termasuk Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Lingkungan Hidup, dan Palang Merah Indonesia.
“Kita perlu memastikan bahwa semua pihak dapat bekerja sama secara efektif untuk menjaga keselamatan masyarakat,” tegasnya.
Adhitia juga menyebutkan bahwa pihaknya akan melakukan pendataan terhadap wilayah-wilayah di Cimahi yang berpotensi rawan bencana, lalu kemudian memetakan wilayah yang berpotensi terdampak bencana tersebut, terutama di musim hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi, Adhitia juga mengingatkan pentingnya penerapan paradigma baru dalam penanggulangan bencana, beralih dari pendekatan responsif ke pencegahan. “Kita harus meningkatkan sistem peringatan dini, dan membangun budaya keselamatan di semua lapisan masyarakat,” tambah Adhitia.
Sebagai penutup, Adhitia mengajak semua peserta apel untuk bersama-sama membangun budaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. “Mari kita tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan kita, serta terus melakukan upaya mitigasi untuk mengurangi dampak bencana,” tandasnya.
( Efri/Transaktual, IKPS).