Rabu, 12 Maret 2025 | 11:26 WIB

Ritual Pawai Tandu Tan Tzu Cihara Dalam Doa dan Bhakti

foto

Trans Aktual News, Jumat, 14 Februari 2025

Kabupaten Bandung - Perayaan Cap Go Meh 2576/2025 di Kabupaten Bandung pada Jumat, 14 Februari 2025, menyuguhkan beragam atraksi budaya, salah satunya adalah ritual pawai tandu dari Tan Tzu Cihara, yang menjadi bagian penting dalam perayaan tersebut. Acara ini berlangsung meriah di Taman Kopo Indah (TKI), Kabupaten Bandung, dengan kehadiran berbagai tokoh budaya dan masyarakat setempat.

Dalam pawai tersebut, sejumlah warga Cihara mengangkat tandu sebagai simbol bhakti dan doa untuk keselamatan. Ritual ini bukan hanya sekadar tradisi, melainkan merupakan bentuk permohonan kepada Tuhan untuk dijauhkan dari bencana dan musibah. Sekitar 50 orang dari komunitas Cihara turut serta dalam pawai, mengiringi tandu yang dihias indah, berjalan penuh khidmat sambil memanjatkan doa agar diberikan perlindungan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat.

Wawancara dan Kisah di Balik Tandu Tan Tzu Cihara.

Di tengah pawai, sambutan hangat datang dari salah satu perwakilan warga Cihara yang menjelaskan makna di balik ritual ini. “Kami mengangkat tandu ini sebagai wujud bhakti dan permohonan untuk keselamatan bersama. Dengan menjalani ritual ini, kami berharap agar dijauhkan dari segala bentuk bencana dan musibah yang mungkin datang,” ujar salah seorang peserta pawai, Bapak Tio, yang juga menjadi bagian dari kelompok pengusung tandu.

Menurut Bapak Tio, kegiatan ini sudah dilakukan turun-temurun oleh masyarakat Cihara, dan menjadi cara mereka untuk menunjukkan rasa syukur sekaligus doa untuk melindungi lingkungan dan keluarga mereka. “Setiap tahun, kami selalu hadir dalam perayaan Cap Go Meh dan mengusung tandu ini dengan penuh keyakinan bahwa doa kami akan sampai dan membawa kebaikan bagi semuanya,” lanjutnya.

Sambutan Ketua Pembina Vihara Tanda Bhakti.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pembina Bisa Tanda Bhakti, Mr. Tan Tjong Boek juga menyampaikan sambutannya. Beliau menegaskan bahwa ritual pawai tandu Tan Tzu Vihara merupakan salah satu bentuk pengabdian dan rasa syukur masyarakat Vihara kepada Tuhan. "Melalui ritual ini, kami bukan hanya memohon untuk keselamatan kami, tetapi juga untuk keselamatan seluruh masyarakat yang ada di sekitar kami. Kami berharap agar Tuhan senantiasa memberikan perlindungan dari segala bahaya dan musibah," ujar Tan Tjong Boek dengan penuh haru.

Beliau juga menambahkan bahwa tradisi ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan komunitas Cihara. "Sebagai generasi penerus, kami berkomitmen untuk melestarikan tradisi ini dan menyampaikan pesan tentang pentingnya kebersamaan, doa, serta ketulusan hati dalam menjaga keselamatan bersama," tambah Bapak Liem.

Makna Ritual dan Harapan Masyarakat Cihara.

Ritual tandu Tan Tzu Cihara dalam pawai Cap Go Meh di Kabupaten Bandung menjadi simbol kuat tentang pentingnya rasa persaudaraan dan kesatuan. Masyarakat Cihara percaya bahwa melalui ibadah bersama ini, mereka bisa merasakan kedamaian dan dijauhkan dari malapetaka.

Selain itu, pawai ini juga diiringi oleh berbagai atraksi budaya lainnya, seperti barongsai dan tarian tradisional yang memperkaya makna dari perayaan Cap Go Meh, yang tidak hanya sebatas sebuah festival budaya, tetapi juga sarana mempererat hubungan antarumat beragama dan menjaga keharmonisan sosial.

Sambutan Ketua Yayasan Klenteng T.I. TD, Hartono.

Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Klenteng T.I. TD, Bapak Hartono, menyampaikan bahwa perayaan Cap Go Meh, termasuk ritual pawai tandu ini, merupakan momen yang sangat berarti bagi seluruh masyarakat, baik yang beragama Konghucu, Buddha, Tao, maupun yang berasal dari berbagai latar belakang. "Acara ini merupakan sarana untuk mempererat kerukunan antarumat beragama dan memperkenalkan tradisi budaya Tionghoa yang kaya akan makna spiritual," ujar beliau.

Beliau juga menekankan pentingnya menjaga toleransi dan saling menghormati, serta berpesan kepada seluruh umat yang hadir untuk selalu menjaga persatuan dalam keberagaman. "Semoga dengan berdoa bersama dalam pawai ini, kita semua dapat hidup dalam kedamaian dan terlindungi dari segala bentuk musibah," tutup Bapak Hartono.

Kehadiran Pejabat Kedinasan.

Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat kedinasan, termasuk Bupati Bandung, Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung, serta perwakilan dari dinas pariwisata dan kebudayaan. Kehadiran mereka dalam acara ini menunjukkan dukungan penuh terhadap pelestarian budaya dan kerukunan antarumat beragama di Kabupaten Bandung.

Perayaan Cap Go Meh di Kabupaten Bandung, yang mencakup ritual pawai tandu Tan Tzu Vihara ini, menjadi bukti betapa kuatnya tradisi budaya dalam membentuk kerukunan dan membangun kedamaian di tengah-tengah masyarakat.

Reporter: Ywinda, Ratna, Undang S, Anshory

transaktualonline.com